Banjarnegara - Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki kecerdasan/bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pendidikan inklusif dapat memberikan suasana lingkungan belajar yang ramah, kondusif dan anti-diskriminasi. Dalam rangka meningkatkan kemampuan para pendidik baik negeri ataupun swasta untuk memberikan pembelajaran pada anak anak berkebutuhan khusus di selenggarakan Workshop Impelementasi Sekolah Inklusi Jenjang SD dan SMP Tahun 2024 yang berlangsung selama dua hari pada 23-24 April 2024 di Aula gedung Dindikpora Banjarnegara.
Kegiatan ini dibuka oleh kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara Teguh Handoko S.Sos , Dalam Sambutanya Kepala Dindikpora menyampaikan penting Para guru untuk memiliki kemampuan dalam memberikan pembelajaran untuk anak anak dengan kebutuhan khusus , sehingga bisa menerima pelajaran sama seperti peserta didik yang lain. " kami harap lewat workshop ini para pendidik baik SD ataupun SMP Bisa memiliki pemahaman dasar terhadap peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus sehingga mereka tetap semangat dalam belajar dan menuntut ilmu serta tidak ada diskriminasi " Jelas Kapala Dindikpora .
Empat orang Narasumber dalam kegiatan ini adalah Aris Budi Nugroho, S.Si. ,Dian Pratiwi, S.Pd. , Umi Latifah, S.Pd. dan Asih Argiyani, S.Pd. yang semuanya dari SLBN Banjarnegara. kegiatan ini diikuti oleh 100 Peserta dari SMP dan 60 peserta dari SD yang terdiri dari masing masing Korwil.
Materi dalam kegiatan ini meliputi mengenal Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK), mulai dari peserta didik yang alami Autis Spectrum Disorders ( ASD ), Peserta didik dengan Hambatan Intelektual, Peserta didik dengan gangguan penghilhatan, pendengaran hingga peserta didik Cerdas Istimewa dan Berbakat. Bagaiamana cara pendampingan dan penanganan khusus juga di jelaskan dalam kegiatan ini oleh masing masing narasumber.
Terdapat tiga tantangan berat yang harus di hadapi dalam melaksanakan pendidikan inklusi di antaranya memperluas akses sehingga semua sekolah tanpa terkecuali menerima peserta didik berkebutuhan khusus, menyiapkan akomodasi yang layak, dalam hal ini menciptakan dukungan berbagai pihak terutama dana dan akomodasi kurikulum dan mempersiapkan sumber daya manusia. lewat Kegiatan Workhsop ini di harapkan semua tantangan bisa teratasi dan setiap sekolah di Banjarnegara berhasil melaksanakan pendidikan inklusi. (hms/01)