Atasi Permasalahan Anak Tidak Sekolah ( ATS ) UNICEF Turun Bersama Dindikpora dan TIM Penanganan ATS Kab. Banjarnegara ke Desa Lokus ATS
Banjarnegara - Tinggi jumlah anak tidak sekolah ( ATS ) di Kabupaten Banjarnegara berdasar kelompok usia 7-18 tahun yang mencapai angka 5.729 Anak perlu mendapatkan penanganan yang cukup serius.
Penanganan Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui piloting pada 4 (empat) desa Lokus di antaranya Desa Bandingan Kecamatan Rakit (9 ATS),Desa Mertasari Kecamatan Purwanegara (17 ATS),Desa Pucung Bedug Kecamatan Purwanegara (34 ATS) Desa Petir Kecamatan Purwanegara (132 ATS).
UNICEF bersama tim pendamping dari sejumlah OPD yakni Baperlitbang, Dindikpora, Dinsos PPPA serta kantor Kementrian Agama Kab. Banjarnegara pada Rabu ( 17/07/2024 ) menemui sejumlah anak tidak sekolah di desa Bandingan dan Mertasari.
Perwakilan UNICEF Dr. Jasman Indradno di sela sela pendampingan menyampaikan penanganan ATS di Banjarnegara perlu di tangani serius dan berharap semua pihak bisa Ikut peduli dalam menangani ATS ini.
“ Anak itu adalah generasi penerus dan salah satu hak anak adalah bisa memperoleh Pendidikan, kami dari UNICEF mendorong pemerintah untuk penanganan ATS ini sehingga anak anak bisa kembali ke sekolah , bahkan kita jemput ke rumah kita beri pengertian hingga akhirnya hari ini sejumlah anak bersedia kembali ke sekolah”. jelas Jasman .
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga yang menjadi bagian dari tim penanganan ATS Memberikan solusi untuk anak anak putus sekolah agar bisa kembali ke sekolah , mulai dari masuk pendidikan kesetaraan atau non formal bagi yang sudah memiliki aktivitas bekerja , atau masuk ke pendidikan formal bagi yang masih memiliki usia pelajar , hal ini disampaikan oleh sekretaris Dindikpora Noviyanto Kusumawijaya AP.
“ Kami bersama UNICEF hari ini turun ke desa yang menjadi lokus ats , kami dari Dindikpora hadir untuk memberikan solusi terkait kembalinya mereka ke sekolah , baik nanti masuk ke PKBM atau kesetaraan ataupun ke Pendidikan Formal untuk yang masih usia pelajar , bantuan pendidikan juga akan kami salurkan nanti sesuai dengan data penerima bantuan “. Jelas Sekretaris Dindikpora.
Desa Bandingan dan desa Mertasari memiliki jumlah anak tidak sekolah yang cukup banyak , faktor yang menjadi penyebab selain ekonomi juga menurunya semangat belajar anak , adanya penanganan khusus terhadap ats ini sangat membantu desa , bahkan desa juga hadir memberikan alat alat sekolah untuk anak yang kembali mau bersekolah .
“ Kami ucapkan banyak terima kasih kepada UNICEF dan Dinas terkait beserta tim yang sudah turun kelapangan hingga membuat anak anak kami kembali bersemangat untuk bersekolah , kami sangat bahagia melihat mereka mau sekolah kembali dan kami berikan hadiah seragam, sepatu baru untuk mereka”. Jelas Sudono kepala desa Mertasari.
UNICEF bekerja sama dengan Pemerintah berupaya meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan berkualitas untuk anak dan remaja yang paling terpinggirkan yang berusia 3-18 tahun, termasuk anak dan remaja dengan disabilitas dan mereka yang berada dalam situasi kemanusiaan.
Mengurangi tingginya jumlah anak yang tidak bersekolah (ATS) tetap menjadi prioritas utama bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 yang inklusif dan berkeadilan pada tahun 2030. Dukungan UNICEF berfokus pada pembuatan bukti, advokasi kebijakan dan penguatan sistem untuk akses yang adil terhadap pendidikan, peningkatan hasil pembelajaran, dan pengembangan keterampilan bagi remaja.